Tergantung pada tahap dan prioritas hidup kita, pekerjaan dapat memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda. Bagaimanapun kita melihat sebuah pekerjaan, resign adalah hal tidak dapat dihindari. Berikut adalah penjelasan analisa kami terhadap resign.
KERJA UNTUK APA?
Ada banyak alasan untuk seseorang bekerja. Menurut penulis Robert Taibbi, Ada tiga cara luas untuk mendekati pekerjaan. Pekerjaan bisa dilihat sebagai kegiatan untuk membayar tagihan, sebagai karir untuk peluang kemajuan dan/atau sebagai panggilan tujuan hidup. Bekerja sesuai passion memang merupakan hal yang baik untuk dilakukan, namun tidak berarti bahwa pekerjaan sesuai passion adalah hal yang melulu bagus untuk dilakukan. Tentunya, ada pro dan contra dalam bekerja sesuai passion.
Namun, apakah memang ini yang anda inginkan? Apakah anda melamar kerja hanya karena ekspetasi budaya yang menuntut and untuk bekerja? Ataukah memang kebutuhan uang? Apapun alasannya, apakah ini yang memang anda inginkan?
Sebagai sebuah perusahaan, hal yang perlu diingat adalah kualitas lebih dari kuantitas. Memang, apabila membicarakan terhadap hal ideal, pekerja yang kompeten, dengan waktu kerja yang besar, dan gaji yang minim, adalah hal ideal. Namun, perusahaan wajib memberikan rasa aman dan nyaman kepada karyawan-nya, memperlakukan karyawan dengan adil. Perusahaan juga memberikan kesempatan dan fasilitas untuk pengembangan diri karyawan.
RESIGN
Terkadang, dalam bekerja, pasti akan ada hal yang terjadi di luar harapan. Dimana jika sebelumnya bekerja terasa nyaman dan menyenangkan, karena suatu hal lama – lama dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Sehingga dapat menimbulkan dampak tidak betah di kantor dan menyelesaikan pekerjaan jadi tidak maksimal.
Rasa tidak betah di sebuah tempat kerja itu sendiri dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor. Menurut jajak pendapat dari Korn Ferry dari hampir 5.000 profesional, apa alasan utama orang mencari pekerjaan baru pada 2018? Mereka bosan.
- Saya bosan, butuh tantangan baru – 33%
- Budaya tidak cocok dengan saya / nilai-nilai saya – 24%
- Saya kehilangan pekerjaan atau berharap bahwa saya akan – 21%
- Gaji lebih tinggi – 19%
- Politik Perusahaan – 3%
Hal ini terlebih penting adalah pada saat sebuah pekerjaan sudah lebih penting dari kehidupan personal. Pengorbanan mental adalah hal yang tidak bisa diabaikan. Dari 1.500 orang yang mencari konseling lewat telepon atau online di MindPeers, 57% mengalami stres terkait dengan pekerjaan dan karier. Sebagian besar kasus ini berada di kelompok usia 18-35.
Lah terus, kenapa masih bertahan?
Banyak orang merasa terjebak dalam siklus—mereka bergantung pada kerja lembur untuk memenuhi kebutuhan dan membayar tagihan mereka. Mereka terjebak dalam sistem yang memberi insentif kepada mereka untuk bekerja selama berjam-jam, atau untuk bekerja sepanjang malam jika klien mereka tinggal di zona waktu lain.
“Saya bangkrut, ini ada orang yang siap memberi saya uang, jadi kenapa saya tidak mau kerja 18 jam sehari?”
Alex J. Wood, dari Oxford Internet Institute, mengungkap bahwa algoritma yang memberikan tugas kepada para pekerja ini adalah pendorong kuat untuk kerja, dan akhirnya mendapatkan penghasilan. Pada dasarnya, semakin tinggi peringkat Anda di sebuah platform, semakin besar peluang Anda untuk di-pekerjakan. Akan tetapi untuk mendapatkan ulasan yang bagus ini, para pekerja harus mengakomodasi semua yang diinginkan klien mereka, dengan sedikit ruang untuk negosiasi demi mendapatkan kondisi yang lebih baik.
“Mereka harus tersedia untuk berkomunikasi kapanpun mereka diinginkan. Jika klien memberi tenggat yang sangat singkat, mereka harus menerimanya. Jika tidak, mereka akan diberi peringkat buruk,”
Alex J. Wood
Lantas, apa yang harus dilakukan?
Sudah ada banyak artikel yang menjelaskan tentang bagaimana tanda saatnya resign dan/atau contoh menulis surat pengunduran diri. Namun, hal ini sangat subjektif tergantung dari individu tersebut. Kasus setiap orang sangatlah berbeda satu dengan lainnya. Tidak ada jawaban pasti dalam menjawab langkah yang harus dilakukan di saat seperti ini.
Pertama yang perlu dilakukan itu adalah mencari tahu dulu, mengenali dulu potensi yang ada di dalam diri itu seperti apa. Terkadang, banyak orang tidak cukup mengenali diri sehingga apa yang dia anggap suka sebenarnya belum tentu itu yang dia sukai, belum tentu potensi dia itu adanya di bidang tertentu saja.
Vicka Yunita Tjhin MPsi, Psi.
AKHIR KATA: SATU TUJUAN
Taibbi mengatakan penting untuk mundur secara berkala dan merenungkan peran pekerjaan dalam hidup Anda. Jika Anda membiarkannya berjalan dengan autopilot, Anda berisiko jatuh ke dalam kesibukan sehari-hari dan kehilangan visi Anda.
Pada akhirnya, kita semua menginginkan satu tujuan yang sama: keseimbangan antara hati dan pikiran. Yang dapat kami berikan hanyalah insight dari apa yang dapat kami lakukan. Anda harus mencari tahu-nya sendiri dan memilih tujuan hidup kalian.
Semoga Berhasil!
*Apakah anda siap untuk mencari pekerjaan terbaik anda? Ayo cari pekerjaan idamanmu di Jobsrefer. Disini, kalian bisa mendapatkan pekerjaan terbaik yang kalian inginkan. Kalian juga dapat merekomendasikan pekerjaan ke teman, dan berpotensi mendapatkan uang saku tambahan.
*Pekerja yang ideal adalah pekerja yang memiliki kompetensi dan etos kerja yang baik. Di JobsRefer, kalian dapat merekrut pekerja terbaik untuk tim kalian. Ayo rekrut pekerja – pekerja ideal untuk posisi terbaik di tim anda disini!
[…] yang menuliskan tentang keluar dari zona nyaman dan/atau bertahan di zona nyaman. Mungkin anda Resign untuk keluar dari zona tersebut, atau mengoptimalkan pekerjaan untuk bertahan. Mungkin hal yang […]